Tampil Beda, Siapa Takut? Jadilah seorang PELAWAN ARUS

HERY SHIETRA, Tampil Beda, Siapa Takut? Jadilah seorang PELAWAN ARUS

Banyak diantara kita,

Yang terlena dan berlarut-larut dalam kegembiraan maupun kesenangan yang ditawarkan oleh hidup,

Sekalipun mereka tahu dan menyadari bahwa itu hanya temporer saja sifatnya,

Sebelum kemudian menjerat kita dalam kemelekatan,

Tetap saja mereka senang dibodohi oleh kehidupan,

Seolah-olah mereka yang sedang menunggangi kehidupan,

Bukan sebaliknya,

Kehidupan yang memperbudak mereka,

Dimana mereka merasa tidak berdaya menerima kenyataan dan mengikuti arus yang ada,

Tanpa pilihan lain.

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Sepasang suami-istri yang melahirkan seorang bayi munyil yang manis,

Alih-alih kuberikan ucapan selamat berbahagia, karena kini mereka menjadi orangtua dan mendapatkan seorang anak yang telah lama mereka idamkan,

Kukatakan pada mereka bahwa mereka harus siap-siap berduka,

Karena sang bayi kelak akan menderita usia tua, sakit, dan mati,

Serta tanpa jaminan apapun sang anak akan hidup hingga tua,

Tidak cacat,

Tidak bodoh,

Juga tidak berperang melawan orangtuanya sendiri.

Kelahiran sama artinya persiapan menuju pemakaman dan kematian.

Itulah sebabnya,

Orang-orang tidak pernah mengundang saya untuk menghadiri momen-momen kelahiran seorang bayi.

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Ketika seseorang meninggal dunia,

Alih-alih menyatakan turut berduka-cita kepada sanak-keluarga yang ditinggalkan oleh sang almarhum,

Kukatakan kepada mereka agar bergembira,

Sebab almarhum akan terlahir kembali,

Jika perlu mereka berpesta untuk merayakan ulang tahun ke-NOL dalam wujud balita yang lahir dari rahim wanita lainnya diluar sana,

Dan akan kembali mengulang acara ulang tahunnya yang kesatu, kedua, dan seterusnya.

Mengapa mereka justru bersedih ditinggal mati oleh anggota keluarga mereka?

Itulah sebabnya,

Orang-orang tidak pernah lagi mengundang saya untuk menghadapi acara pemakaman.

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Ketika orang-orang berpesta dengan meminum minuman beralkohol yang memabukkan,

Yang mereka anggap untuk memeriahkan suasana,

Alih-alih turut meminumnya,

Kukatakan pada mereka bahwa jika mereka termasuk satu dari sepuluh persen populasi manusia dengan kode genetik kecanduan,

Maka mereka akan menjadi pecandu yang mencandu alkohol untuk seumur hidup mereka,

Betapa alkohol melemahkan kesadaran,

Dan betapa kesadaran yang lemah dapat membuat seseorang menyakiti orang lain maupun dirinya sendiri,

Betapa menyakiti diri sendiri ataupun orang lain hanya akan berbuah penyesalan dikemudian hari,

Betapa menjadi pecandu alkohol hanya akan merusak kesehatan,

Betapa menjadi pecandu alkohol adalah tindakan yang egois,

Dan betapa bodohnya orang-orang yang rela menjadi budak alkohol dan terbudaki untuk seumur hidupnya,

Betapa kecanduan sama artinya siksaan abadi terjajah dalam kondisi ketergantungan yang hanya akan merampas kebahagiaan dan kedamaian hidup.

Itulah sebabnya,

Orang-orang tidak pernah lagi mengundang saya dalam pesta.

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Ketika sepasang kekasih melangsungkan pernikahan pada hari yang sudah lama mereka tunggu dan persiapkan dengan banyak sumber daya,

Sebuah resepsi pernikahan,

Untuk membangun rumah-tangga sebagai sepasang suami-istri,

Maka alih-alih kuberikan ucapan selamat menikah bagi kedua mempelai tersebut,

Kukatakan kepada mereka bahwa mereka telah menjerumuskan diri ke dalam derita seorang suami dan derita seorang istri,

Sebelum kemudian mengalami sendiri derita sebagai orangtua,

Ataupun derita sebagai kakek dan nenek yang harus merawat cucu,

Belum lagi, tiada jaminan anak dan cucu akan merawat mereka ketika mereka telah lanjut usia dimana mereka bahkan harus berjalan dengan bantuan tongkat.

Sebaliknya,

Saya hanya mengalami derita seorang bujangan,

Karenanya turut prihatin bagi pasangan mempelai baru ini.

 Itulah sebabnya,

Orang-orang tidak pernah lagi mengundang saya pada acara semacam resepsi pernikahan.

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Ketika seseorang mengeluh karena harus terbaring sakit di rumah sakit,

Dimana orang-orang yang berkunjung mengucapkan turut merasa prihatin,

Justru kukatakan kepadanya, bahwa ia harus berkata kepada dokternya, “Dokter, ada yang BERES dengan diri saya, saya SAKIT!

Memang sudah seharusnya begitu,

Adalah normal jika kita mengalami sakit.

Siapa suruh, kita terlahir kembali sebagai seorang manusia,

Lengkap dengan derita seorang manusia,

Yang cepat atau lambat akan mengalami usia tua, sakit, dan meninggal dunia.

Itu semua merupakan konsekuensi terlahir sebagai seorang manusia.

Itulah sebabnya,

Mereka yang sedang sakit akan keberatan ketika saya hadir dalam kunjungan.

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Ketika masyarakat mengeluhkan kondisi ekonomi yang memburuk maupun kondisi alam atau kondisi sosial yang tidak ramah terhadap warga penghuninya,

Maka alih-alih menampilkan wajah prihatin,

Dengan nada datar dan wajah tanpa ekspresi,

Kukatakan pada mereka, “Segalanya berubah, tiada yang kekal. Hidup adalah derita. Praktik latihan melepas dan keterpenuhan hati, sebagai jalan menuju bebas dari derita. Tiada yang bernama AKU. Lepaskan genggaman dan delusi itu.

Itulah sebabnya,

Orang-orang tidak pernah berminat meminta pendapat ataupun komentar dari saya.

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Ketika orang-orang mengkampanyekan dan mempromosikan agama langit,

Yang menjanjikan janji-janji dan angin surgawi,

Seolah-olah Tuhan lebih PRO terhadap PENDOSA,

Seolah-olah PENDOSA dapat masuk alam surgawi,

Maka dengan ringan saja kuberi tanggapan,

Lalu, bagaimana dengan nasib para KORBAN dari para PENDOSA tersebut?

Apakah dengan bersatunya para PENDOSA yang kotor dan ternoda, dengan Tuhan yang murni dan suci di surga,

Tidak justru akan mencemari keagungan dan kemuliaan Tuhan?

Memuliakan Tuhan,

Apakah dengan menjadi manusia yang mulia,

Ataukah dengan menjadi manusia yang PENJILAT serta BERDOSA penuh dosa?

Bukankah penjahat yang paling beruntung,

Ialah penjahat yang selalu gagal ketika hendak berbuat jahat?

Bukankah penjahat yang paling beruntung,

Ialah penjahat yang selalu berhasil melancarkan niat dan aksi kejahatannya?

Bukankah hanya seorang pemalas,

Yang tidak mau merepotkan diri menanam benih perbuatan baik,

Dan hanya tahu meminta, memohon, serta mengemis-ngemis sesuatu dijatuhkan dari langit?

Bukankah hanya seorang pengecut,

Yang tidak berani bertanggung-jawab atas setiap perbuatan buruk dan jahatnya,

Dan dengan korup mengharapkan agar dosa-dosanya dihapuskan?

Apakah engkau mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak kegembiraan?

Itulah sebabnya,

Orang-orang tidak berminat menyiarkan “kabar baik” sebagaiman diwartakan agamanya, yang selama ini telah banyak berhasil menjaring umat-umat bodoh.

Masalahnya ialah,

Saya tidak sebodoh mereka.

Sebagai seorang yang melawan arus,

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Ketika orang-orang jungkir-balik semata agar dapat merebut hati seorang gadis yang cantik,

Kukatakan padanya bahwa ia adalah pria yang dungu,

Mengapa ia begitu bersusah-payah melakukan segala pengorbanan,

Semata agar dapat mendapatkan pacar ataupun kekasih?

Apakah kotoran dari sang kekasih,

Adalah harum baunya ataukah menjijikkan?

Apakah sang kekasih,

Tidak akan menjadi tua dan jelek serta ompong giginya?

Apakah ada jaminan,

Sang kekasih tidak akan menggugat cerai atau bahkan berselingkuh?

Apakah ada jaminan,

Orang-orang yang kita kasihi tidak akan mati muda?

Ia hanya menyukai sebatas kulit seorang manusia.

Cobalah renungkan,

Dibalik kulit itu hanya ada daging dan darah yang mengerikan,

Cobalah kuliti kulit sang gadis,

Apakah ia masih akan menyukainya?

Bayangkan bila sang kekasih menampilkan tengkorak dan kerangka tulangnya,

Masihkah ia merasa tertarik?

Bayangkanlah organ-organ dalam tubuh sang gadis,

Berisi paru-paru, ginjal, lambung, usus, bola mata, lemak, pankreas, hati, deretan gigi, urat nadi,

Kesemua itu berbau busuk, berlendir, dan menjijikkan.

Konon, mayat seorang manusia adalah yang paling busuk baunya.

Manusia,

Dipenuhi oleh kekotoran batin berupa keserakahan, emosi negatif, dan kebodohan batin.

Bukankah kita sudah cukup disibukkan oleh berbagai perilaku irasional diri kita sendiri?

Mengapa kita harus menambah beban satu orang manusia lagi untuk kita pikul dan tanggung?

Masihkah engkau tergila-gila pada manusia lainnya,

Dan terobsesi untuk menjadikannya kekasih?

Itulah sebabnya,

Para gadis tidak pernah mau membuang waktu untuk mendekatkan dirinya dengan saya,

Dan saya pun tidak pernah mau buang-buang waktu berdekatan dengan mereka.

Kini engkau telah mengetahui,

Mengapa saya disebut sebagai seorang perusak suasana maupun kesenangan orang lain.

Karena saya memang berbeda dengan orang pada umumnya,

Yang tidak mau mabuk oleh kegilaan dunia ini,

Yang ingin semata berjalan di jalan yang rasional,

Sebuah jalan yang sepi,

Hening,

Cocok untuk kontemplasi dalam ketenanangan meditatif,

Mencari pencerahan,

Menuju keterbebasan sepenuhnya,

Melepaskan diri dari jeratan lingkaran samsara.

Seperti kata Sang Buddha,

Ketika tiada orang yang sepadan dengan kita dari segi kebijaksanaan,

Maka beranikan dirimu untuk berjalanlah seorang diri,

Tidak perlu mencemari diri kita dengan lingkungan pergaulan yang mengumbar kebodohan dan kekotoran batin,

Agar kita tetap murni dan bersih,

Tanpa membiarkan diri kita ternodai noda dunia.

Dalam rangka menyadari kehidupan secara jujur dan apa adanya,

Kini engkau bisa memahami,

Mengapa Sang Buddha pernah bersabda,

Bahwa apa yang menurut banyak orang pada umumnya dianggap sebagai suatu kesenangan,

Merupakan penderitaan di mata seorang Buddha.

Semata karena dikusai oleh kebodohan batin,

Orang-orang berpikir bahwa kesemua itu adalah mainan kehidupan yang menyenangkan dan layak untuk dimainkan dan mengendalikannya,

Sekalipun sejatinya mereka yang sedang dipermainkan dan dikendalikan oleh kehidupan,

Terpanggang dalam nafsu keinginan,

Yang selalu mengecewakan,

Yang selalu berubah,

Yang selalu tidak memuaskan.

Hanya sejauh itu saja,

Apa yang bisa ditawarkan oleh dunia ini.

Bahkan alam surgawi pun tidak kekal,

Para dewata masih diliputi ketidakpuasan dan derita para dewata,

Akan kembali meninggal ketika Karma Baik mereka menipis dan habis.

Hanya dengan berjuang memutus belenggu rantai Karma,

Barulah kita terbebaskan sepenuhnya.

Namun,

Selalu ada harga yang harus kita bayar untuk sebuah kebebasan,

Yakni praktik melepas.

Beranikah Anda?

Untuk apa bersikukuh menggenggam sesuatu yang tidak dapat digenggam erat untuk selamanya?

Untuk apa terobsesi pada hal yang sudah kita ketahui cepat atau lambat akan berubah dan harus berganti?

Karena bodoh,

Kita berdelusi dan menipu diri sendiri,

Dan bersikukuh dengan kebodohan kita sendiri.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.