Pandangan yang Lebih Objektif Konflik Abadi (yang Dipelihara) HAMAS-PALESTINA Vs. ISRAEL

Isu Konflik Berdarah yang Dipelihara, sebagai Justifikasi untuk Mengobarkan Ideologi Kebencian dan Propaganda Penuh Semangat Permusuhan

Dikeruhkan oleh Sentimen Keagamaan, Manusia menjadi Budak dari Ideologi Bernama Agama

Pernahkah Anda merasa atau setidaknya mengamati, bahwa bangsa kita, Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang tergolong munafik? Justru karena penulis lahir dan tumbuh besar hampir separuh abad lamanya di Indonesia, penulis memahami serta bersentuhan langsung dalam keseharian dengan tabiat, karakter, maupun kebiasaan masyarakat Indonesia, sehingga otokritik ini disusun secara “as it is”. Masyarakat kita di Indonesia, “mendadak humanis” ketika dihadapkan pada isu konflik bersenjata antara Hamas (Palestina) Vs. Israel, dimana dari berbagai pemberitaan yang selama bertahun-tahun ini dapat kita cermati, konflik berdarah selalu terlebih dahulu dipicu oleh provokasi pihak Hamas yang melontarkan roket ke pemukiman warga Israel. Apapun atau siapapun yang menyulut dan menabuh genderang peperangan, selalu saja Israel yang dikritik dan dicela.

Mengapa Sang Buddha Begitu Hebat dan Patut Dikagumi? Ini Penjelasannya

Banyak atau Sedikitnya Umat Pengikut, Sang Buddha tetap Hidup Bersahaja dan Tetaplah Keren

Betapa hebatnya Sang Buddha, melepas kehidupan duniawi yang makmur dan mewah dari seorang pangeran bernama Siddhatta Gotama, yang bisa saja menerima warisan berupa tahta dan singgasana kekuasaan, akan tetapi setelah melihat fenomena sosial berupa “menjadi tua, sakit, dan meninggal dunia”, lantas memberanikan diri memilih untuk mengenakan jubah dan hidup sebagai seorang petapa pengembara yang hanya memiliki harta berupa jubah dari kain bekas serta bowl untuk ber-pindapata, bahkan berjalan tanpa alas kaki dan tidur di alas yang sederhana, dimana Sang Buddha hanya makan satu kali dalam sehari—bahkan saat masih sebagai petapa muda, hampir tewas akibat praktik latihan tapa ekstrem sehingga wujud petapa Gotama nyaris menyerupai kerangka tulang-belulang (kurus-kering) dalam rangka menyiksa diri dengan harapan mencapai kebebasan dan pencerahan. Narapidana yang menghuni di penjara, bila sampai tersiksa seperti itu, mungkin akan lebih memilih untuk dihukum mati seketika daripada tersiksa hingga hampir berwujud tulang-belulang.

Pamer Mukjizat untuk Menjaring Umat, itu namanya JUALAN AGAMA alias MENJUAL AGAMA

Agama Kristen Menjual Agamanya lewat Sulap Trik Mukjizat Murahan, KAMPUNGAN

Mengapa Tidak Sekalian Pemuka Agama Kristen Bermain Akrobatik dan Topeng Monyet, agar Lebih Atraktif Menjaring Peminat?

Bukankah kampungan namanya, bilamana suatu pemuka agama pamer “mukjizat” (penuh rekayasa dan tipu-muslihat) menyerupai sulap, dimana para badut-badut berpura-pura sakit, lalu simsalabin menjadi sembuh semudah dan seinstan klaim beriman kepada Tuhan? Faktanya, di negara-negara Barat dimana agama Kristen tumbuh dan berkembang, banyak dapat kita jumpai rumah-sakit dimana para pasien penghuninya ialah orang-orang Kristiani? Bisakah orang-orang Kristen tersebut menyembuhkan penyakit berupa usia menjadi tua, penyakit khas usia umur tua seperti osteoporosis (tulang keropos), gigi tanggal, patah tulang, demensia (pikun hingga alzheimer), maupun penyakit berupa kematian?

AGAMA LIP SERVICE, Agama bagi para PEMALAS dimana Para PEMALAS menjadi Umat Pemeluknya

STANDAR GANDA Umat Kristiani

Orang Kristen “Besar Mulut” dan “Banyak Bicara”, namun NIHIL Tanggung-Jawab ketika Mereka telah Merugikan, Melukai, ataupun Menyakiti Orang Lain

Umat Kristen yang Berhutang Tanpa Bayar (Dosa), namun Kreditor Disuruh Menagih ke Yesus yang Kini Melarikan Diri—Tidak Jelas Ada Dimana Batang Hidungnya karena Disuruh Menebus Hutang-Hutang para Kristen

Ketika seorang pria melamar seorang gadis, ekspresi cinta dan rasa suka disimbolikkan lewat sekuntum ataupun seikat bunga. Mengungkapkan apresiasi dan kebanggaan, diberikanlah medali atau piala. Cincin perkawinan saling diberikan antar mempelai / pasangan sebagai tanda ikatan pernikahan. Menghormati jasa-jasa para pahlawan, kita memberi hormat kepada bendera negara. Untuk memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada sang Guru Agung yang menjadi guru para manusia dan para dewa, Buddha Gotama, kita membangun Buddha rupang. Untuk mengekspresikan rasa kasih sayang, kita memberikan dan diberikan coklat yang manis dan indah. Untuk membantu kesembuhan fisik mereka yang kita kasihi, kita memberikan obat tablet ataupun herbal, bukan sekadar ucapan “cepat sembuh”. Seorang majikan, sebagai rasa apresiasinya, tidak sekadar “lip service” berupa ucapan “terimakasih” kepada pegawai maupun pekerja yang telah bekerja padanya—apa susahnya sekadar “lip service”?—namun memberikan mereka upah maupun kompensasi berupa uang secara patut dan layak.

Ibadah Versi Agama Samawi Vs. Agama Buddha, Pilih Ritual ataukah AKSI NYATA?

Ritual SEMBAH SUJUD Ribuan Kali Setiap Hari Sekalipun, KEBODOHAN DIBALIK JIRIH-PAYAH YANG SIA-SIA

Agama Bagi Para Pemalas, SIA-SIA Belaka

Question: Terdapat agama-agama samawi, yang mana keyakinan dogmatisnya mengajarkan kepada para umat pemeluknya bahwa yang disebut beribadah ialah ritual sembah-sujud, dimana semakin banyak dan semakin rajin sang umat melakukan praktik ritual sembah-sujud, maka semakin mereka mendekati akhir dari derita, yang entah mereka sebut dan yakini sebagai surga ataukah akhir dari penderitaan yang final, alias abadi berbahagia di surga sebagai buahnya. Apakah hal demikian logis, atau tidak? Bukankah ketika kita menyeleksi calon pegawai pun, kita justru kian mewaspadai orang-orang (calon pelamar) yang sudah jelas-jelas tidak baik dan tidak jujur, namun pandai dalam berbicara yang manis (bermulut manis), alih-alih memilih mereka sebagai bagian dari perusahaan kita?

Kondisi Pendosa Penghuni ALAM NERAKA, menurut Buddhisme

Makin Banyak Dosa Bertumpuk, Semakin Lama Tersiksa di Alam Neraka

Penghuni Surga dan Neraka, Tidaklah Kekal Abadi di Alam Surga maupun Neraka, Sepanjang Karma Baik ataupun Buruk Mereka Masih Tersisa

Tidak Ada yang dapat Benar-Benar Kita Curangi dalam Hidup Ini. Menyadari Bahaya Dibalik Perbuatan Jahat, agar Kita Tidak Egois terhadap Masa Depan Diri Kita Sendiri

Question: Seperti apa, alam neraka menurut Agama Buddha, apakah sama dengan ajaran agama-agama lainnya?

MISI MISIONARIS & PENYELAMATAN dalam Buddhisme

Penyelamatan Temporer Vs. Penyelamatan Abadi, Pilih yang Mana?

Zaman yang Lebih Jahiliah daripada Jahiliah bagi Para Pendosa yang Jahil

Penghuni Surga Tidaklah Kekal, Bukan Tujuan Tertinggi Pencapaian Kultivasi Tingkat Kesucian dalam Buddhistik

Question: Dalam agama-agama samawi, mereka mempromosikan konsep-konsep tentang keselamatan, seperti menjual istilah “juru selamat” namun disaat bersamaan si “juru selamat” secara penuh dengki melemparkan umat lain agama ke dalam api neraka, meski anehnya mengobral murah alam surgawi, dimana para pendosa penuh-sesak menyesaki surga lewat iming-iming ideologi korup bernama “penghapusan / pengampunan dosa” maupun “penebusan dosa”, dimana para pendosa berlomba-lomba dan berbondong-bondong mengoleksi dosa, menikmati dosa, memproduksi dosa, berkubang dalam dosa, menimbun diri dengan dosa, sehingga dari semula tiada pendosa yang yakin akan masuk surga setelah ajal menjemputnya, kini para kalangan pendosa merasa “merugi” bila tidak berbuat dosa plus tidak menikmati “abolition of sins” ini, sehingga bukanlah itu lebih jahiliah daripada zaman jahiliah?

Perintah Menumpahkan Darah dan Menyembelih Leher Anak Kandung Sendiri, apakah Perintah Tuhan ataukah Bisikan Setan?

Takwa dan Patuh, ataukah Buta, Membutakan, Buta Diri, dan Dibutakan?

Hanya Mereka yang Bermental Haus Darah, yang Bangga dan Senang Menyembelih dan Menumpahkan Darah, bahkan terhadap Anak Kandung Sendiri

Question: Ada agama samawi yang bahkan merayakan dan mengkampanyekan serta mempromosikan kegilaan menyembelih dan merampas hidup anak sendiri, sampai-sampai menjadi justifikasi praktik jahat “black magic” atau ilmu hitam seperti pesug!han dengan menumbalkan atau mengorbankan hidup anak kandungnya sendiri. Sebenarnya itu memang bisikan Tuhan, yang memberi perintah untuk menyembelih anak kandung sendiri, ataukah bisikan setan? Semua dukun jahat, mengaku kemampuan ilmu saktinya untuk memanipulasi dan merugikan hingga mencelakai hidup orang lain, adalah dari Tuhan, namun ternyata bersekutu dengan setan jahat.

Belajar dan Memahami Hukum Karma Bukanlah untuk Menghakimi Nasib Buruk Orang Lain ataupun Menyombongkan Nasib Baik Diri Sendiri

Ketika Karma Baik (Kebetulan) sedang Berbuah, Tidak Tergoda untujk Bersombong Diri ataupun Menyalah-Gunakannya. Ketika Karma Buruk sedang Berbuah, Tidak Terjebak dalam Rasa Rendah Diri dan Tidak Berputus Asa

Belajar Hukum Karma adalah untuk Introspeksi Diri, Bukan untuk menjadi Hakim bagi Individu Lainnya

Yang Menghakimi Orang Lain, Kelak akan Dihakimi sebagai Buahnya

Dalam sutta tentang “perenungan untuk kerap kali kita lakukan”, Sang Buddha membabarkan tentang salah satu petikan perihal Hukum Karma, yakni kita semua, tanpa terkecuali, baik makhluk di alam neraka, alam setan, alam hewan, alam manusia, alam dewa, alam brahma, terlahir dari perbuatan sendiri, berkerabat dengan perbuatan sendiri, mewarisi perbuatan sendiri,  serta berhubungan dengan perbuatan mereka sendiri masing-masing. Yang menyakiti, akan memetik buah disakiti di masa depan maupun kehidupan yang akan datang, pun sebaliknya yang menolong maka akan ditolong dan tertolong. Sutta ini dikenal seluruh umat Buddhist dalam tradisi Buddhistik Theravada di dunia, dengan istilah dalam Bahasa Pali yang lebih dikenal sebagai “kamma yoni kamma bandhu”—selengkapnya “kamma·dāyādo. I am a heir to my kamma, ; kamma·yoni. I am born [in this life] from my kamma, ; kamma·bandhu. I am the kinsman of my kamma”.

Benarkah Ajaran Buddha Terlampau Idealis sehingga Tidak Bisa Dijalankan Umat Manusia?

Yang Ekstrem bagi Kita Belum Tentu Ekstem di Mata Orang Lain

Question: Ada orang-orang yang mengatakan bahwa Buddhisme sebagaimana diajarkan oleh Sang Buddha, bahkan oleh sebagian umat Buddhist sendiri, adalah terlampau idealis sehingga tidak dapat dijalankan oleh umat manusia maupun para siswa-siswi-Nya. Benarkah demikian ataukah itu hanya alasan untuk pembenaran diri atas perbuatan-perbuatan buruknya yang gagal mengendalikan diri akibat tidak membiasakan diri berlatih agar terlatih pengendalian diri dalam keseharian?

Agamais namun Suka Main Kekerasan Fisik dalam Menyelesaikan Setiap Masalah

Budaya Kekerasan Fisik dalam Menyelesaikan Setiap Masalah, merupakan Cerminan Mentalitas “Premanis”, alih-alih “Tuhanis” maupun “Humanis”

Jangan Bersikap seolah-olah Tidak Ada Cara yang Lebih Kreatif dalam Menyelesaikan setiap Masalah selain “Main Kekerasan Fisik”

Question: Mengapa juga ya, orang Indonesia identik dengan masyarakat yang “agamais”, dimana Indonesia tidak pernah kekurangan orang-orang yang “agamais” dalam artian mengaku ber-Tuhan serta rajin beribadah bahkan juga menjadi pemuka agama, namun wajah bangsa kita dikeseharian kerap kali menampilkan corak “suka main kekerasan fisik” juga tidak takut berbuat dosa seperti merugikan, melukai, ataupun menyakiti individu lainnya? “Agamais” maka semestinya “humanis”, mengapa ini justru budayanya mirip seperti “hewanis”?

SELF-CONTROL, Itulah Sumber SURGA DUNIA

Contoh dan Makna NERAKA DUNIA

Manusia yang Seakan Terbakar Api Neraka (NAFSU TIDAK TERKONTROL, Ibarat Api yang Disiram Bensin)

Terhadap Dosa dan Maksiat, demikian Kompromistik. Namun mengapa terhadap Pluralisme dan Kemajemukan Umat Beragama, demikian Intoleran?

Question: Maksudnya apa, ada yang bilang “mirip neraka dunia”?

Don't Clap One Hand. Jangan Bertepuk Sebelah Tangan

HERY SHIETRA, Don't Clap One Hand. Jangan Bertepuk Sebelah Tangan

When others treat us unfairly,

Then we also need to treat them unfairly.

It’s not because we want to be bad like them, those bad people,

But we become mirrors that simply reflect what other people have done to us.

Agama yang Optimis Vs. Agama yang Pesimis

Agama yang Menjual dan Mengumbar Iming-Iming Bukanlah Agama yang Positif-Optimis, namun DELUSIF bagi para Pemimpi

TRUTH ALWAYS BITTER, sementara Itu Iming-Iming Selalu MANIS. Namun, yang Manis Jangan Langsung Ditelan, dan yang Pahit Jangan Langsung Dibuang

Mengobral Penghapusan / Pengampunan / Penebusan Dosa bagi para Delusif Penuh Kecurangan serta bagi para Pesimis yang Merasa menjadi Orang Baik Bukanlah Penentu Masuk Surga

Question: Banyak yang mencibir ajaran Buddhist, seolah-olah yang ada hanya kekelaman serta penderitaan, bahwa hidup ini adalah duka. Sebenarnya apa kriteria, sehingga seseorang dapat mengatakan bahwa suatu agama adalah mengajarkan dogma-dogma yang bersifat optimis ataukah sebaliknya, pesimistik?

Makna MISI MISIONARIS, Bukan Jargon ataupun Gimmick, namun Praktik Cara Hidup Umatnya pada Realita

Manakah yang Anda Peluk, Yakini, dan Jalankan : Agama Versi Realita Vs. Agama Versi Fantasi?

4 Jenis Tingkat Karakteristik Kedunguan Manusia

Question: Sebenarnya yang dimaksud dengan “misi misionaris”, apa dan seperti apakah?