Tuhan yang Korup, Menciptakan Dunia yang Korup, juga Melahirkan Umat Manusia yang Korup

HERY SHIETRA Tuhan yang Korup, Menciptakan Dunia yang Korup, juga Melahirkan Umat Manusia yang Korup

Betapa perspektif seorang manusia,

Bisa begitu subjetif,

Irasional,

Serta bias.

Pelangi itu indah,

Manusia menyebutnya sebagai,

Ciptaan Tuhan.

Akan tetapi di saat bersamaan,

Banyak kemiskinan di tengah masyarakat kita,

Lengkap dengan segala derita dibalik kemiskinan tersebut,

Namun umat manusia mencoba memungkirinya,

Dengan tidak menyebutnya sebagai,

Ciptaan Tuhan.

Banyak orang-orang jahat berkeliaran di luar sana,

Mencari mangsa,

Lengkap dengan segala kejahatannya,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak orang-orang tidak jujur di luar maupun di dalam kediaman kita,

Lengkap dengan segala kebohongan dan serangkaian kata-kata berisi dusta,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak penipu hilir-mudik di luar sana,

Lengkap dengan segala modus tipu-daya dan tipu-muslihatnya,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak pemalas mengisi dunia ini,

Dunia yang tidak pernah kekurangan orang-orang malas,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak orang-orang egois ditengah-tengah kita,

Lengkap dengan segala sifat keserakahan pribadi mereka sendiri,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak manusia-manusia predator di dunia ganas ini,

Lengkap dengan segala sikap haus darah mereka,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak orang-orang kejam di dunia ini,

Lengkap dengan segala kekejamannya,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak orang-orang sakit tubuh dan sakit jiwa,

Rumah sakit tidak pernah sepi dari pasien meskipun berbiaya mahal,

Lengkap dengan segala penyakit yang ada maupun yang akan ada,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak manusia-manusia pengecut di sekeliling kita,

Lengkap dengan segala sikap tidak bertanggung-jawab,

Berani berbuat namun tidak berani betanggung-jawab,

Setiap harinya berdoa memohon penghapusan dosa alih-alih sibuk bertanggung-jawab kepada korban-korban mereka,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak orang-orang yang tidak adil di luar maupun di dalam ruang peradilan,

Lengkap dengan segala ketidakadilan yang merajalela,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Ketimpangan sosial dan ekonomi kian bersenjang,

Antara si kaya dan si miskin,

Si penguasa dan si tertindas,

Lengkap dengan segala kesenjangan yang kian lebar,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak manusia-manusia busuk menghantui dan mengintai kita di keseharian,

Lengkap dengan segala kebusukan karakter mereka,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak orang-orang “toxic” di sekitar kita,

Lengkap dengan segala sikap beracun mereka yang meracuni,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak pergaulan yang negatif di dekat kita,

Lengkap dengan segala kekonyolan negatif yang berbahaya namun mereka banggakan,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Banyak orang-orang bodoh yang tidak sadar akan kebodohan mereka,

Lengkap dengan segala ketololan dan sifat dungu yang seolah dilestarikan dan dipelihara bersarang di otak mereka,

Mengapa Anda tidak mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan?

Bahkan,

Surga digambarkan sebagai “tong sampah” raksasa bagi para pendosa,

Para pendosa yang dimasukkan ke surga,

Semata karena mencandu serta kecanduan ideologi korup,

Bernama “pengampunan / penghapusan / penebusan dosa”,

Sekalipun hanya seorang “koruptor dosa” yang butuh iming-iming korup demikian.

Babi,

Disebut sebagai “haram”.

Namun ideologi korup semacam “penghapusan dosa”,

Diklaim sebagai “halal lifestyle”,

Dan mereka begitu bangga bermabuk diri dalam “dosa-dosa untuk dihapuskan”.

Akan tetapi,

Ironisnya,

Para mayoritas penduduk kita dengan bangga,

Menyebut dan mengakuinya sebagai,

Ciptaan Tuhan,

Serta mempromosikannya alih-alih mengkampanyekan gaya hidup higienis dari dosa dan maksiat,

Tuhan yang lebih pro terhadap pendosa,

Ketimbang bersikap adil kepada kalangan korban dari para pendosawan tersebut.

Dunia dimana adalah percuma korban mengadu kepada Tuhan,

Karena Tuhan begitu toleran terhadap pendosa,

Dengan menghapus dosa-dosa para pendosa pecandu “penghapusan dosa” tersebut.

Tuhan yang korup,

Menciptakan dunia yang korup,

Juga melahirkan umat manusia yang korup.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.