Bila HAUS DARAH disebut sebagai CINTA DAMAI, maka yang disebut sebagai ANTI KEDAMAIAN seperti apakah?

SENI JIWA

Pertanyaan bagi para Muslim, Mohon Klarifikasi dan Dijawab

Jika sedang Ibadah saja, seperti Itu Sikap para Muslim terhadap Orang Lain, (maka) bagaimana ketika Mereka Tidak sedang Beribadah?

Sering penulis bertanya kepada para kalangan Muslim, yang beribadah dengan praktik penggunaan speaker pengeras suara eksternal yang mereka pasang di Masjid, menyerupai “polusi suara” yang merampas ketenangan hidup maupun istirahat umat agama lain yang juga punya hak untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing tanpa saling mengganggu, maka bagaimana ketika mereka tidak sedang beribadah dan tidak sedang berbusana “agamais”, perampasan semacam apa yang akan mereka lakukan? Ketika para Muslim mengatas-namakan Agama Islam untuk berbuat apapun semau mereka, sebagai legitimasi atau justifikasi perbuatan apapun yang mereka perbuat, maka bagaimana dengan gaya hidup para Muslim tersebut ketika tidak sedang ber-“agamais”?

3 Faktor Relasi yang Ideal antar Manusia

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Jangan Paksakan Diri maupun Keadaan, dan Jangan Bersikap Seolah-Olah Tiada Orang yang Lebih Layak dan Lebih Tepat untuk menjadi Pilihan Kita

Question: Yang disebut dengan relasi atau hubungan antar manusia yang sehat, positif, dan berfaedah, seperti apa bentuk dan contohnya?

Apakah hanya Anak yang dapat Durhaka? Apakah Orangtua tidak dapat Durhaka kepada Anak?

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Masing-Masing Peran dan status Memiliki Tanggung-Jawabnya Sendiri

Question: Apakah hanya anak yang “memonopoli” kata “durhaka”? Bagaimana dengan banyak orangtua di luar sana, yang justru mengabaikan dan menelantarkan anak, atau bahkan membuat anak tersiksa hidupnya dan terjerumuskan oleh teladan buruk orangtuanya? Itu ibarat dua pasal “maut” untuk anak, berikut : Pasal Pertama, orangtua selalu benar dan anak selalu salah. Pasal Kedua, jika orangtua salah atau keliru, (maka) rujuk aturan dalam Pasal Pertama. Jadilah, orangtua lebih cenderung bersikap arogan (sewenang-wenang atau cenderung bersikap seenaknya) terhadap anak kandungnya sendiri sekalipun.

Orang Baik untuk Dihargai, Dilindungi, dan Dilestarikan, bukan untuk Dijadikan Sasaran dan Mangsa Empuk, agar Tidak Punah

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Orang Suci pun Sesekali Perlu Menunjukkan TARING TAJAM-nya agar Tidak Dijadikan Objek BULLYING Tangan-Tangan Nakal

Hanya seorang Pengecut, yang Menjadikan Orang-Orang Baik sebagai MANGSA EMPUK

Question: Jika Agama Buddha memang adalah agama yang baik dan suci, mengapa para umatnya masih bisa marah dan galak kepada orang lain?

Tuhan Mencobai Manusia? Untuk Anak Sendiri Kok, Dicoba-Coba?

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Neraka sebagai Tugu / Monumen KEGAGALAN Proses Penciptaan Umat Manusia oleh Tuhan

Question: Disebutkan bahwa Tuhan dengan rencananya sedang mencobai manusia lewat segala kuasanya, seperti bencana alam ataupun segala derita lainnya, agar manusia manjadi kuat ditempa cobaan dan demi memuliakan manusia. Apakah memang logis, segala derita maupun kenikmatan hidup ini adalah pemberian maupun cobaan dari Tuhan?

Bukankah hanya PENDOSA, yang Membutuhkan PENGAMPUNAN / PENGHAPUSAN DOSA?

SENI PIKIR & TULIS

Pertanyaan bagi para Muslim, Ujian bagi Iman sang umat ataukah Iman para Umat tersebut yang sedang Mencobai Tuhan?

Bukankah Tuhan semestinya Tuhanis, dan Tuhanis lebih Luhur daripada Sekadar Humanis?

Dalam kesempatan ini, penulis hendak mengajukan pertanyaan mendasar kepada para Muslim, dan menunggu jawabannya. Seorang ustad, pada ceramahnya baik di Masjid maupun pada media massa seperti radio, televisi, dsb, menyampaikan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok manusia (yang dikultuskan dan menjadi saingan terberat bagi Tuhan yang disembah para Muslim), sebagai “rasul Tuhan” juga sekaligus orang yang baik, suci, mulia, luhur, dan menjadi suri tauladan para Muslim, bahkan oleh ibu-ibu pengajian disebut sebagai “kekasih Tuhan”.

Tampil Beda, Siapa Takut? Jadilah seorang PELAWAN ARUS

HERY SHIETRA, Tampil Beda, Siapa Takut? Jadilah seorang PELAWAN ARUS

Banyak diantara kita,

Yang terlena dan berlarut-larut dalam kegembiraan maupun kesenangan yang ditawarkan oleh hidup,

Sekalipun mereka tahu dan menyadari bahwa itu hanya temporer saja sifatnya,

Sebelum kemudian menjerat kita dalam kemelekatan,

Tetap saja mereka senang dibodohi oleh kehidupan,

AGAMA LANGIT Versus AGAMA BUMI

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Agama DOSA Vs. Agama SUCI dan Agama KSATRIA

Question: Ada yang menyebut-nyebut istilah agama langit dan agama bumi, memang apa maksudnya dan bila ada bedanya maka seperti apa contohnya?

KRITIK, Demi Kepentingan Siapakah?

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Bangsa yang ANTIKRITIK, Pendosa yang Berdelusi sebagai Suciwan

Question: Mengapa rata-rata orang Indonesia begitu anti terhadap kritik maupun teguran, bahkan terhadap protes dari korban mereka?

Apakah Rekayasa Genetika Melanggar Etika dan Kode Etik Ilmuan?

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Apakah Mungkin, Sesuatu dapat Terjadi Tanpa Seizin, Kuasa, maupun Rencana Tuhan? Jika ADA, artinya Tuhan TIDAK Maha Kuasa

Question: Semisal ada peneliti yang buat penemuan ataupun teknologi biomolekuler canggih, yang dapat merancang seseorang calon bayi untuk memeiliki genetik tertentu dan tidak memiliki genetik tertentu lainnya, termasuk isu perihal “cloning”, maka apakah sebenarnya itu melanggar kode etik atau semacam etika manusia? Bukakah itu sama artinya melawan kehendak Tuhan? Bukankah itu sama artinya mencoba mendahului kekuasaan Tuhan sang pencipta?

Nilai 100 apakah Hanya Milik Tuhan? Apakah Salah, Manusia Berjuang mencapai Kesempurnaan?

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Yang Buruk / Tidak Sempurna, mengapa Dipertahankan dan Dilestarikan, bahkan Dibanggakan, alih-alih Ditabukan?

Apakah Kesempurnaan hanya Monopoli Tuhan? JIka Manusia Tidak Bisa dan Tidak Boleh Sempurna, artinya Manusia Tidak Mungkin Ciptaan Tuhan dan Tidak dapat Bersatu dengan Tuhan

Question: Guru di sekolah maupun dosen di kampus, sering berkata, nilai ujian 100 itu hanya boleh untuk Tuhan, hanya Tuhan yang sempurna. Kalau begitu, untuk apa kita belajar moralitas agar memiliki watak yang luhur, dan kini kita cukupkan saja berbangga diri pada cacat-cela karakter kita sebagai alibi ketika berbuat salah ataupun sebagai alasan pembenar maupun alasan pemaaf untuk berkelit dari tanggung-jawab? Lantas, apa bedanya kita dengan hewan, yang hanya bisa menyerah pasrah pada keadaan dirinya tanpa daya dan tanpa akal budi, tidak boleh dan tidak dapat berjuang untuk menjadi lebih baik dan mencapai kesempurnaan?

SALAH ALAMAT Jika Korban Mempertanyakan Nasibnya kepada Tuhan

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Question: Mengapa banyak orang bilang bahwa dunia ini tidak adil? Rasanya sudah letih juga bosan, mengeluhkan ketidakadilan dunia ini kepada Tuhan saat berdoa, sama sekali tidak ada perubahan ke arah perbaikan.

MENJERIT adalah HAK ASASI KORBAN

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Question: Terkadang lucu, ketika kita disakiti oleh seseorang, masyarakat kita justru cenderung turut menghakimi kita (korban) ketika berteriak dan menjerit protes penuh kesakitan, sebagai “tidak sopan”, “sudah gila”, “tidak waras”, dan kata-kata menyudutkan lainnya seolah-olah belum cukup luka jiwa yang diderita korban. Memangnya ada orang yang kesakitan karena disakiti, lalu menjerit dengan cara yang sopan dan santun? Memangnya yang menyakiti kita, perilakunya itu sudah “sopan”?

Jika mendapatkan atau menghadapi kejadian yang sangat melukai rasa keadilan dan nurani demikian, apa yang dapat kita lakukan, atau setidaknya dapat kita katakan sebagai tanggapan agar tidak terus-menerus di-diskredit secara tidak patut oleh masyarakat kita yang suka sembarangan menilai, berkomentar, maupun menghakimi?

Apakah Salah dan Egois, Memilih menjadi Bahagia dan Hidup Berbahagia?

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Bahagia dan Membangun Hidup yang Bahagia, adalah HAK ASASI MANUSIA

Kebahagiaan Bukanlah Sumber Kejahatan, Kurangnya Kebahagiaan justru menjadi Sumber Kejahatan

Question: Pernah ada yang bertanya kepada saya, apa keinginan terbesar saya? Saya jawab, saya ingin bahagia, happy, ingin punya hidup yang juga membahagiakan. Namun si penanya kemudian menghakimi saya, dengan tudingan sebagai seseorang yang egois. Apakah memilih untuk bahagia dan menjadi bahagia atau berjuang membangun hidup yang penuh kebahagiaan, adalah egois? Lantas, kita harus jawab apa ketika ditanya seperti itu, ingin hidup yang menderita, atau menderita tidak dan bahagia pun tidak? Jangan-jangan yang bertanya itu sendiri pun tidak tahu apa yang diinginkan olehnya. Jika begitu, mengapa juga masih menghakimi orang lain atas hidup milik saya sendiri dan saya sendiri pula yang paling berhak memutuskan hidup saya?