KODE ETIK MANUSIA, Hargai dan Hormati Profesi Orang lain jika Profesi Anda Sendiri ingin Dihargai dan Dihormati

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Question: Ada yang namanya Kode Etik Jurnalistik bagi kalangan profesi pers, Kode Etik Tenaga Medik bagi tenaga kesehatan, maupun Kode Etik profesi-profesi lainnya. Menjadi mengherankan, ketika umur umat manusia sudah sama tuanya dengan usia Planet Bumi ini, namun belum juga ada semacam Kode Etik Manusia bagi kita yang mengaku sebagai seorang manusia ataupun sebagai seorang warga suatu bangsa.

Ataukah memang bangsa kita selama ini tidak merasa membutuhkan hal semacam Kode Etik untuk hidup berbangsa dan bernegara, sebagai sesama umat manusia? Jika deklarasi semacam Hak Asasi Manusia dicetuskan lembaga persatuan bangsa-bangsa dan diakui oleh seluruh dunia, maka mengapa deklarasi semacam Kode Etik Manusia seolah dinomorduakan atau bahkan dipandang sepele dan “sebelah mata”?

Kiat Cara Menghadapi Preman Pelaku Aksi Premanisme

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

OTOT Tidak Memiliki OTAK untuk Berpikir ataupun untuk Diajak Berpikir, Itulah Preman

Question: Apakah ada tips, untuk bisa melindungi diri dari preman yang banyak berkeliaran di luar sana?

Bagaimana dan seperti apakah Ibadah dalam Buddhisme?

SENI JIWA

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

OVADA PATIMOKkHA, Itulah Ibadah dalam Buddhisme

Question: Bila dalam Agama Buddha, Apa yang menjadi ritual maupun ibadah para umat Buddhis?

PRINSIP EMAS, Perlakukan Orang Lain sebagaimana Kita ingin Diperlakukan

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

Perlakukan Orang Lain sebagaimana Kita ingin Diperlakukan, dan Jangan Perlakukan Orang Lain sebagaimana Kita pun Tidak ingin Diperlakukan

Question: Seseorang merasa senang dan gembira ketika melakukan aktivitas yang menimbulkan suara berisik seperti mengemudikan kendaraan motor dengan knalpot bersuara keras, bermain petasan, memutar musik lewat sound system secara keras-keras, sekalipun tidak semua orang menyukainya atau malah terganggu. Begitupula kesenangan yang menimbulkan polusi udara, dan sebagainya. Ada pepatah bilang, perlakukan pihak lain seperti ketika kita ingin diperlakukan. Bukankah justru itu jadi masalah, karena selera atau preferensi setiap orang saling berbeda-beda satu sama lainnya?

Ketika Tuhan Menyelesaikan Setiap Masalah Kemanusiaan dengan KEKERASAN FISIK, maka bagaimana Sikap Umat-Nya?

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi : Anda Bertanya, Shietra Menjawab

KULTUR BANGSA BELUM BERADAB, MASIH BIADAB : MENYELESAIKAN SEGALA MASALAH DENGAN KEKERASAN FISIK

Question: Mengapa orang Indonesia, menakutkan? Bahkan untuk sekadar menegur perilaku anggota masyarakat kita ketika mereka berbuat keliru kepada diri kita ataupun kepada orang lain, kita menjadi takut dan lebih takut? Mengapa pelakunya justru bisa lebih galak daripada korban mereka, ketika korban menyatakan keberatan diperlakukan tidak patut demikian?

Siapakah yang Lebih Bahagia, Singa ataukah seekor Kelinci?

SENI PIKIR & TULIS

Seni Hidup Bahagia, Minimalisir Keinginan Berlebihan dan Lepaskan Kemelekatan

Minim, Sederhana, dan Hening itu Indah, Simple is Beautiful! Keheningan adalah Suara yang Terindah, di Mata Orang-Orang yang Memiliki Kecukupan Hati!

Mari kita sedikit berfalsafah ria, meski tanpa perlu mengerutkan kening. Penulis buka dengan pertanyaan favorit penulis : Bila Anda dapat menerka dan menduga, manakah yang akan Anda pikir serta asumsikan sebagai hewan yang lebih bahagia dalam hidupnya, seekor harimau / singa sang karnivora ataukah seekor kelinci sang herbivora? Banyak orang, yang meremehkan pertanyaan falsafah demikian, bahkan menganggapnya sebagai pertanyaan “konyol”. Sejatinya, bila kita memahami betul makna dibaliknya, praktis kita akan memperoleh “insight” yang akan banyak menolong dan membantu dalam kehidupan kita yang penuh beban suka dan duka ini.

Hery Shietra, Ciri dan Watak Orang Jenius

Metode ilmu psikologi klasik yang mencoba mengukur nilai skor IQ (intellectual quotient, kecerdasan intelektual) seseorang berdasarkan “tes IQ”, merupakan teknik konvensional yang ketinggalan zaman serta belum tentu akurat adanya, bahkan patut diragukan. Terdapat metode lain untuk mengetahui seseorang sebagai “jenius” atau tidaknya, berdasarkan karakter atau watak hingga kebiasaan yang mereka tampilkan dikeseharian hidup mereka (traits). Dari berbagai literatur yang mencoba menguraikan ciri-ciri orang jenius, ada sebagian diantaranya yang akurat namun juga ada sebagian diantaranya yang hanya berupa mitos.