AGAMAIS “Agama DOSA”, Semakin Agamais maka Semakin Menjelma Malapetaka Bagi Dunia

Indonesia adalah Negara Agamais, namun Penjaranya Selalu PENUH, Overcapacity

Question: Indonesia adalah negara agamais, namun mengapa penjaranya selalu penuh sesak oleh kriminil? Apakah negara kita di Indonesia tercinta ini, kekurangan agamais? Negeri kita tidak pernah kekurangan agamais maupun para kriminil. Sebulan berpuasa, konsumsi meningkat drastis saat bulan ramadhan, ajang narsis minta dihormati, kerja malas-malasan dengan alasan berpuasa, menuntut diberikan tunjangan hari raya, lalu mengharap dosa-dosa selama satu tahun dihapuskan. Kalau begitu, untuk apa kita menghormati orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan? Kabar gembira bagi pendosa, sama artinya kabar buruk bagi kalangan korban-korban para pendosa teserbut. Bukankah hanya seorang pendosa, yang butuh penghapusan dosa?

Contoh Nyata Manusia Bisa Gemar Menyakiti dan Mencelakai Dirinya Sendiri

Bila Memang Ada yang Disebut “AKU”, Maka Bukanlah Karakter “AKU” untuk Menyakiti dan Mencelakai Diri-“NYA” Sendiri

Pada awal tahun 2024, pemerintah menerapkan cukai terhadap minuman berpemanis dalam kemasan. Ketika masyarakat berperilaku irasional yang cenderung menyakiti dan merusak dirinya sendiri akibat gempuran produk-produk tidak sehat maupun iklan dan budaya yang kurang sehat, maka negara harus hadir. Pada tahun 2023, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan survei terhadap kebiasaan konsumen Minuman Berpemanis Dalam Kemasan, dimana pihak Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, menerangkan bahwa survei dilatar-belakangi oleh fenomena konsumsi minuman dalam kemasan yang kian mengkhawatirkan.