Bila Manusia Terlahir Umpama Kertas yang Putih Polos, maka mengapa Nabi Rasul Allah Kecanduan PENGHAPUSAN DOSA?

Memuliakan Tuhan adalah dengan Cara menjadi Manusia yang MULIA, Bukan dengan Cara menjadi seorang PENDOSA PECANDU PENGHAPUSAN DOSA

Question: Bila pandangan umum di masyarakat, ialah manusia terlahir seperti selembar kertas yang bersih dan polos, maka bagaimana menurut pandangan Buddhistik mengenai hal tersebut?

Umat Agama Samawi Kudu BALAS DENDAM Sebelum Dirinya ataupun si Pelaku Meninggal Dunia, alias Sebelum Dosa-Dosa si Pelaku Dihapus oleh Allah

Yang Hidup dari Pedang (Ideologi KORUP Bernama “PENGAMPUNAN DOSA”), akan Mati oleh Pedang yang Sama

Vonis dan Nasib Hidup Kaum KORUPTOR DOSA : Hidup Penuh Penyesalan ketika Pelakunya Belum Dibalas dan Diadili Selagi Masih Hidup

Question: Mengapa terhadap maling sandal saja, orang Indonesia bisa beramai-ramai mengeroyoki, tidak jarang hingga maling itu tewas di tempat karena dibakar warga? Bukan satu atau dua kejadiannya, dan juga dapat kita temukan fenomena sosial serupa di berbagai wilayah di negeri serba agamais ini. Apa yang sebetulnya dipikirkan oleh mereka sehingga tergerak untuk melakukan aksi “main hakim sendiri” ini?

Belajar Mengenali Kaitan antara KONTEKS dan KONSEKUENSI Dibalik Masing-Masing KONTEKS

Berani Berbuat (Konteks), maka Harus Berani Bertanggung-Jawab (Konsekuensi)

Agama Samawi justru Mengajarkan Umatnya untuk Mencurangi Konsekuensi Atas Perbuatan-Perbuatan Buruk Mereka Sendiri lewat Ideologi KORUP (bagi KORUPTOR DOSA) Bernama “PENGAMPUNAN / PENGHAPUSAN / PENEBUSAN DOSA”

Pisau dapur yang menjadi andalan penulis, bukanlah pisau dapur yang tajam setajam silet, namun pisau yang “tidak terlalu tajam”. Mengapa? Alasannya sederhana, ketika penulis melakukan kekeliruan dalam memotong sayur ataupun buah, tidak berakibat fatal melukai tangan. Pisau dengan bilah besi yang cukup tebal dan tidak terlampau tajam, paling ideal untuk memotong buah, karena resiko tangan terluka sayatan menjadi cukup kecil. Entah sudah untuk keberapa kalinya penulis tertolong oleh pisau yang kondisinya “tidak terlampau tajam”. Pisau yang tajam yang pisau yang tidak terlampau tajam, adalah konteks. Masing-masing konteks, memiliki konsekuensinya sendiri.

Adakah Manusia yang Lebih Dungu daripada Seseorang yang justru Sibuk dan Merepotkan diri Bersusah-Payah Menanam KARMA BURUK?

Ciri Orang Paling DUNGU Sedunia, Aneh namun Nyata dan Jamak di Tengah Masyarakat

Question: Seperti apakah ciri-ciri orang paling dungu di dunia ini, namun pertanyaan saya tidak terkait dengan tingkat IQ seseorang maupun sejenisnya? Apakah orang yang sudah berbuat keliru, ketika ditegur oleh korbannya, justru lebih galak, itulah orang paling dungu sedunia?

Tidak Ada Manusia yang Sempurna, Alibi Sempurna untuk Memelihara, Melestarikan, dan Memberi Makan Kekotoran Batin

Agama Samawi justru Mendidik dan Membiasakan Umatnya Hidup dan Mati dengan Vonis sebagai PENDOSA PECANDU PENGHAPUSAN DOSA

Question: Ketika ada orang yang menyakiti atau merugikan diri kita, lalu ia berkelit dari tanggung-jawab dengan berkata kepada kita, “Tidak ada orang yang sempurna!”, maka apa yang bisa jadi tanggapan kita?

Umat Manusia Semestinya Melawan Allah, Bukan Justru Menyembahnya

HERY SHIETRA, Umat Manusia Semestinya Melawan Allah, Bukan Justru Menyembahnya

Siapapun dapat menjadi korban penipuan,

Termasuk Anda,

Tanpa terkecuali.

Ketika Anda menjadi korban penipuan,

Lalu melaporkan / mengadu kepada Tuhan,

Tuhan pun menjawab tangisan Anda,

“Maaf, Anda belum beruntung. Si bajingan penipu itu telah saya hapus dosanya dan akan saya masukkan ke surga.”

Tangisan Anda pun kian meledak kian hebat,

Lalu kembali bertanya kepada Tuhan,

“Mengapa?”